Monday 3 September 2007

Prestasi atau Prestise

Seringkali aku berfikir. Lalu bertekad. Kemudian berjuang. Bahwa sebongkah "kegagalan" yang pernah kugulirkan, haruslah ditebus dengan sebuah "prestasi". Itulah yang kemudian terjadi. [Lagi-lagi] tentang FKH IPB, yang kutinggalkan dengan sebegitu teganya, lalu beralih ke Sosiologi UGM. Lalu di sana, aku merasa HARUS "berprestasi". 3 tahun lebih beberapa bulan yang kuhabiskan di Jogja, lalu meraih gelar "S.Sos", lalu maju sebagai wakil fakultas saat wisuda Februari 2007 silam, di panggung Grha Sabha Pramana UGM Yogyakarta. Lalu aku melihat "binar" itu, di hatiku.

Lalu kini. Aku sedang memaknai "prestasi". Jangan-jangan aku, kamu dan kita semua, hanya hidup untuk mengejar "prestise"?

[] My Hun, how r u, Dear?

Sebuah Kisah Klasik

28 Agustus 1979 – 28 Agustus 2007. Duapuluhdelapantahun sudah, usia pernikahan Ibu-Bapakku. Hanya perayaan sederhana yang aku dan keluargaku nikmati (sebagai bentuk rasa syukur) di sebuah Cafe Es Krim deket alun-alun kota. Dan saat perjalanan pulang menuju rumah; aku, kaka dan adekku berseru bareng :
“Selamat ya Ibu, Bapak, smoga kita bisa bersama sampai Surga..”

Akhir pekan ini, aku berencana ke Jogja, dapet undangan wedding party dari temen baekku. Hmm..aku musti bungkus kado apa ya? Aku pengen yang spesial, karna dia seorang yang spesial untukku.

Sempet terfikir untuk membelikannya sebuah akuarium lampu yang kalo ditancepin ke listrik bisa muter, dengan beraneka gambar pemandangan laut. Pernah nonton film Petualangan Sherina? Nah, pas Sherina dan keluarganya baru aja pindahan ke Bandung, waktu itu Sherina lagi curhat ke Ibunya, tentang seorang anak bandel di sekolahnya yang baru; Saddam. Dengan bijaksana, Sang Ibu menasihati Sherina, seingatku kurang-lebih begini :
“Kalau kita ingin mengetahui lebih jauh tentang seseorang, kita harus mengenalnya dengan lebih dekat. Lihatlah lebih dekat. Maka kita akan bisa memahami segala tentangnya...”
Nah, adegan itu ditutup dengan ditampilkannya hiasan berbentuk akuarium, mirip dengan yang rencananya mo aku berikan buat temenku di Jogja..

Atau aku bikin puisi aja, lalu dibingkai dengan bingkai manis? Hehe.. udah lama euy, aku ga bikin puisi..lagi ga "jatuh cinta"..hahahahaha.. Mm..kayakna terakhir aku bikin puisi, akhir tahun 2003..

[] "wajar saja" -lah, dalam menjalani hidup.....

Saturday 25 August 2007

The End and The Beginning*

After every war
someone has to clean up.
Things won't
straighten themselves up, after all.

Someone has to push the rubble
to the side of the road,
so the corpse-filled wagons
can pass.

Someone has to get mired
in scum and ashes,
sofa springs,
splintered glass,
and bloody rags.

Someone has to drag in a girder
to prop up a wall,
Someone has to glaze a window,
rehang a door.

Photogenic it's not,
and takes years.
All the cameras have left
for another war.

We'll need the bridges back,
and new railway stations.
Sleeves will go ragged
from rolling them up.

Someone, broom in hand,
still recalls the way it was.
Someone else listens
and nods with unsevered head.
But already there are those nearby
starting to mill about
who will find it dull.

From out of the bushes
sometimes someone still unearths
rusted-out arguments
and carries them to the garbage pile.

Those who knew
what was going on here
must make way for
those who know little.
And less than little.
And finally as little as nothing.

In the grass that has overgrown
causes and effects,
someone must be stretched out
blade of grass in his mouth
gazing at the clouds.

*Taken from Miracle Fair: Selected Poems of Wislawa Szymborska, 2001

[] for my Palestine


Thursday 23 August 2007

Bogor beda dengan Jogja

Hmm..hari kedua aku di Bogor. Kemarin dalam perjalanan dari Banjarnegara ke Bogor, engga terlalu banyak cerita. Bis sempat berhenti di Prupuk untuk istirahat. Karna kupikir breaking time itu berdurasi 30 menit, maka dengan asiknya aku mencorat-coret agendaku di pojokan restoran, ditemani segelas teh hangat, tiba-tiba seorang pria mendekatiku : "ke Bogor, Mbak?" "Iya," jawabku. Si pria ngomong lagi : "Bisnya dah mo berangkat tuh.." hehe, ternyata si pria adalah asisten pak Supir bis yang kutumpangi, dia bertugas nyari penumpang yang belom naek bis, tinggal 3 penumpang aja (dan aku satu di antaranya), dari sekitar 50-an penumpang. Dan pas aku naek bis, sebelum aku duduk di kursiku paling depan, aku berupaya senyum lebar ke semua orang di bis, takutnya mereka kesel nungguin aku. Ternyata engga lho! mereka nyante aja. Mungkin wajahku yang innocent kali ya?huhu.. Padahal dua Bapak yang naek beberapa menit setelah aku, agak disorakin kesel ma penumpang laen! (jadi kami bertiga adalah Trio Buronan di bis). Halah!

Lalu, hari pertama aku di Bogor, sekedar rendevouz dengan beberapa temen lamaku. Ada yang baru diwisuda jadi Dokter Hewan. Ada juga yang baru memulai Co-Ass. Banyak cerita, tapi aku ga terlalu berminat menuliskannya di sini, saat ini. Mm..kampus IPB ga banyak berubah. Masih ijo dan banyak tangga-nya! (hari itu aku naik-turun tangga kampus, mungkin ada kalo 6 lantai-bolak balik, nemenin si Ave yang masih sibuk dengan skripsi Pertaniannya, padahal dah semester12! hidup anak kampus! hehe). Aku sempet makan di kantin Fak. Teknologi Pertanian, lalu shalat di mushola Fak. Pertanian. Sempet ngintip perpus IPB juga, yang bersebelahan dengan Danau..romantis euy!

Mm, sebelum aku survey tempat di Ruang Mahoni MMA IPB, aku sempet discuss bentar ma Sofyan, anak S1 Manajemen Agribisnis IPB angkatan 2003, yang baru aja nyelesein sidang skripsinya. Yah, dia ngasih beberapa deskripsi tentang apa aja yang dipelajari di Manajemen Agribisnis. Lalu, sorenya aku ma Ave (yang setia jadi bodyguardku siang-malam hehe), lompat ke kampus IPB Gunung Gede, deket Hotel Salak, buat ngeliat Ruang Mahoni, yang bakal jadi tempatku ber-ujian seleksi selama 3 hari.

Dan tadi pagi, jadilah pagi yang penuh perjuangan! Berlembar-lembar soal Tes Diagnostik berwarna biru, kuning, ijo, pink. Sebelum test, aku sempet kenalan ma 3 cewek cantik : Ine dari Bogor, Arum dari Lampung, dan satu lagi.. aku lupa namanya. Dia berasal dari Bali. Pas aku cerita pernah maen ke Tenganan ma temen2 Sosiologi dalam rangka riset (ato jalan-jalan? haha), si gadis Bali nampak antusias dengerin. Peserta test berjumlah 70 orang, sebelahku cowok dari Perikanan IPB bernama Dewa. Tes Diagnostikpun usai sudah.

Hmm.. tulisan ini jadi serasa laporan perjalanan tanpa makna ya.

Whatever.. Yang jelas, Bogor beda dengan Jogjakarta. Yang jelas nuansa akademik IPB beda dengan UGM. Yang jelas angkot Bogor beda dengan bis kota Jogja. Yang jelas, jenis manusianyapun berbeda. Yang jelas, FISIPOL, mungkin juga akan sangat berbeda dengan Manajemen Agribisnis. Yang jelas, aku sekarang sedang berada di warnet depan kampus IPB Darmaga. Yang jelas, tadi saat makan siang di Cafe Pertanian, mata batinku terus mengembara. Mencari-cari "tempat terbaik untukku" di bumiNya ini.

[] No Action Talk Only?

Monday 20 August 2007

Gola Gong

“... Aku bukan kaya, bukan. Aku cuma punya uang alakadarnya dan keberanian. Aku cuma menjalankan uang sebagaimana fungsinya sebagai alat penukar. Uang kalau cuma untuk disimpan buat apa? Aku bukan orang pinter, tapi aku berani. Dengan berani aku yakin bakal jadi pintar. Tapi orang pintar kalau tidak punya keberanian buat apa? Sebetulnya semua orang bisa melakukan ini. Cuma masalahnya, mau tidak orang itu melakukannya? Sederhana saja ‘kan.

Aku tidur-tiduran di sebuah taman. Jam 13.00. Aku kayuh lagi sepeda. Karena saking capek dan kesepiannya, aku ajak saja sepedaku ngobrol tentang berbagai hal. Lalu aku panggil sepedaku “Master”. Ya, dialah kini yang memiliki aku. Tanpa dia (Master), aku bukan apa-apa. Tujuanku sekarang langsung ke Malacca saja (80 km, cing!). Tapi baru saja 15 km aku tumbang. Kadangkala aku berpikir, betapa perkasanya Greg Lemond, yang melahap tanjakan di Tour de France. Tanjakan-tanjakan yang aku lalui bagi dia jelas bukan apa-apa.

Lantas aku punya resep : nikmati saja semuanya. Kalau panas, nikmatilah panas itu. Rasakan. Kalau tak tahan, ya berteduhlah. Kalau ada tanjakan, dakilah. Tak kuat, ya turun dan tuntunlah. Praktis ‘kan? ...”
Taken from : Perjalanan Asia, by Gola Gong (1993), page 4-5.

[] Inspiring words, hey?

MMA IPB : Should i? (part two)

Bismillah.. aku mantap berangkat ke Bogor.. walau Ibuku terlihat (dan bahkan sempat terlontar ke Ayahku) bahwa sebenarnya beliau kurang begitu setuju dengan satu dari beberapa proses ikhtiar yang sedang kulakukan ini. Alasan Ibu, karena ternyata setelah kutelusuri lewat profil MMA IPB di website, nampak nuansa eksak yang cukup kental terasa. Yah, rasional juga, lha wong Magister Manajemen Agribisnis.... Berikut kukutipkan profilnya ya :

“... MMA-IPB Tumbuh dan Berkembang Kokoh : Welcome to the Magister Manajemen Agribisnis (MMA) IPB homepage. Founded in 1991, MMA-IPB is the first agribusiness master management program enrolled in Indonesia. It is one of the study program in the IPB Post Graduate Program. In its relatively short history, MMA-IPB has established itself as one of the leading business schools in Indonesia. MMA-IPB is the best business schools in Indonesia ranked by the BAN (Badan Akreditasi Nasional). Our Master Management program enrolles the daytime program, evening program, and special in house program. In addition, many managers and executives of leading firms in Indonesia attend our master management program and also our executive training programs. What makes the "MMA-IPB Experience" unique among top business schools? You'll find some of the answers here on our web site, as you learn about our people, our programs and our approach to business and mangement education. I invite you to spend some time with us and learn more about us. We welcome your comments and suggestions as we continue to strive for leadership in agribusiness management education...” (from http://mma.mb.ipb.ac.id, 19 Agustus 2007)

Simpel aja. Aku berfikir bahwa Indonesia adalah negara agraris. Bisa survive lewat aspek pertanian, asalkan ada manajemen yang oke. Udah 62 tahun ‘kan, kita merdeka. Tapi aku yakin, beberapa dari kalian juga kadang masih galau tho, apa bener kita udah merdeka? Beras aja masih ngimpor..

Basis keilmuanku memang Sosiologi UGM. Dan jujur, merasa agak blank juga, untuk menghadapi test MMA. Tapi yakin aja, ilmu itu bisa dipelajari. Manusia dikasih Allah SWT, begitu banyak potensi untuk menaklukkan hidup, juga menggali ilmu. Dan setelah aku tanya ke hati aku, “dia” bilang kalo aku sebenarnya memiliki sense lebih, pada ilmu sosial yang dipadukan dengan nuansa “eksak”. MMA IPB, sepertinya cocok untukku (kalo diterima hehe). Wherever, pokoknya aku pengen banged berada di tempat, di mana aku mendatangkan banyak manfaat di sana....

Dan euphoria menarik bahwa aplikasi keilmuan Sosiologi bisa fleksibel di segala lini, akan kubuktikan. Insya Allah. Allahu Akbar! Hidup Sosiologi! Hehehehehehehe.. Amien ya Rabb-ku.

[] Mengenangmu.

Saturday 18 August 2007

MMA IPB : Should i? (part one)

Sungguh. Banyak banged yang sedang berkutat di benak, ingin kutuliskan. Agar lega. Agar sedikit terurai butiran-butiran galau ini. Agar esok pagi, saat mentari bersinar, mataku juga berbinar. Pfhh..jadi ceritanya, aku sedang berusaha bergelut dengan takdirku, untuk kembali ke Bogor. Iya, ke Bogor! Setelah episode FKH IPB 2001-2003 silam, satu hal yang terbersit di hatiku : Ingin merasakan moment wisuda di Institut Pertanian Bogor. IPB. Lalu, siang itu (aku lupa tanggalnya), aku disodori sebuah info menarik di website (saat itu aku lagi seneng-senengnya, karena di rumah udah bisa internetan, jadi ga perlu ke warnet lagi hehe). Kurang lebih begini isinya :

“...Beasiswa S2 MMA IPB : Anda baru lulus kuliah S1 tahun ini? Ingin melanjutkan kuliah S2 dengan beasiswa? IPB membuka lowongan beasiswa bagi lulusan S1 fresh graduate pada program Magister Manajemen Agribisnis (MMA) IPB. Program ini diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis (MB-IPB) bekerjasama dengan PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk dalam rangka memperingati ulang tahun atau Dies Natalis IPB yang ke-44. Beasiswa ini diberikan kepada 10 orang Sarjana Baru (Fresh Graduate) berprestasi untuk bergabung pada Program MMA-IPB kelas pagi yang akan dimulai pada Awal Bulan Oktober 2007. Persyaratan untuk menjadi calon penerima beasiswa adalah : Lulusan baru (fresh graduate), (kelulusan ≤ 1 tahun pada tanggal 18 Agustus 2007), Lulusan berprestasi 1 s/d 3 (3 terbaik) dari masing-masing jurusan/program studi (yang dikuatkan dengan keterangan dari masing-masing jurusan/program studi) atau mempunyai IPK min 3,5 ...”

Begitulah. Maka besok Rabu 22 Agustus sore, aku akan berangkat ke Bogor (ato sekalian ke Jakarta?hehe), karna sebelumnya pihak MMA IPB mengontakku bahwa aku lulus seleksi tahap pertama. Ada beberapa test yang harus dilewati. Tes Diagnostik, Tes Potensi Akademik, juga Psikotest dan Uji Kemampuan Bahasa Inggris. Sebenernya aku sedang menelusuri apa yang riil ada di hatiku. Magister Manajemen Agribisnis. Apa aku cuma rindu Bogor?ato bener2 sense of knowledge yang berbicara? But sure, Ada “sesuatu”, yang kalo bagi Titi Kamal ada “Mendadak Dangdut”, maka bagiku ada “Mendadak MMA IPB”. Aku  pengen urun karya untuk negeri Agraris ini. Ada magnet di sana yang membuatku tertarik untuk menelusurinya. Dan aku sedang mengawali itu.

Beberapa temen lamaku juga udah aku kontak. Ave, Nazla, Melissa. Yahh, mudah-mudahan rendevouz kali ini, cukup bermakna.

[] Never Ending MenggeBBBu!